Blogger Themes

Blog ini meletakan undang-undang tingkah laku yang sederhana, yaitu: “Lakukan apa kehendak mu” dan itu akan menjadi keseluruhan hukum. “Cinta adalah hukum.. Cinta dengan kehendak..” tidak ada hukum yang melebihi “Lakukan apa kehendak mu !!!.

Kamis, 24 November 2011

Nur Saidah Manusia Kawat berobat Ke Samarinda

suyanto/surya

NOORSYAIDAH terus menahan sakit dari penyakit aneh yang dideritanya. Di perut dan dada perempuan berusia 40 tahun ini, bermunculan puluhan batang kawat berduri sepanjang sekitar 20 cm.

"Mungkin Allah SWT ingin memperlihatkan kepada dunia bahwa dengan kekuasan-Nya, apapun bisa saja terjadi, dan sayalah orang yang dipilih untuk memperlihatkan kekuasan-Nya itu, maka itu saya harus menjalaninya dengan tabah," kata Noor dengan pasrah.

Saat ditemui Tribun di kediaman saudara perempuannya di Jl Merdeka III, Samarinda Ilir, Noor terpaksa harus berjalan membungkuk, karena menghindari kawat-kawat di tubuhnya itu akan mengenai baju kaos berwarna merah yang dikenakannya. Bahkan, Noor pun hanya bisa duduk dipinggir kursi dan tetap membungkuk, karena sedikitpun dia bergerak maka kawat ditubuhnya itu akan menyentuh kain bajunya, dan akan terasa nyeri dirasakannya.

"Ini karena ada Mas (Tribun) saja saya pakai baju, karena biasanya saya tidak pakai baju, karena terus terang saja kawat-kawat ini kalau menyentuh barang apa saja, rasanya sangat sakit sekali," ujarnya sembari menyingkap bajunya dan memperlihatkan kawat-kawat yang tumbuh dibagian perutnya itu.

Guru aktif TK Al-Quran di Sangatta, Kutai Timur, ini menceritakan, penyakit yang dideritanya itu dialami sejak tahun 1991 lalu. Tanpa sebab-musabab kawat-kawat itu tiba-tiba saja bermunculan di perutnya dan bagian dadanya. Padahal, saat itu dia sedang akan menyelesaikan kuliahnya di Universitas Mulawarman (Unmul) Fakultas Sospol.

"Tapi kalau dulu, hanya sekitar seminggu saja, kawat-kawat itu berjatuhan sendiri dan hilang. Nanti sekitar sebulan kemudian baru bermunculan lagi. Nah, sekarang ini sudah sekitar 6 bulan lebih, kawat-kawat diperut saya ini tidak ada yang jatuh atau hilang, jadi sungguh menderita sekali," terangnya.

Segala upaya pengobatan, mulai dari medis, alternatif, hingga mendatangi orang pintar sudah dilakukannya. Namun penyakit tersebut tetap tak sembuh. Operasi mungkin sudah puluhan kali dialaminya, tetap saja kawat-kawat itu setelah dicabut dengan cara medis tak mau hilang dari dirinya.

"Semua orang bilang bahwa penyakit saya ini terkena santet atau semacamnya, tapi berani jujur bahwa saya ini tak pernah punya musuh atau menyakiti orang lain. Makanya, dokter atau orang pintar yang mengobati penyakit saya ini juga bingung untuk menyembuhkannya," terangnya.

Saat ini, untuk menghilangkan perasaan sakit atau stres akibat penyakit yang dialaminya itu tak kunjung sembuh. Noor mengaku lebih banyak menghabiskan waktu untuk kegiatan sosial, misal mengajar dan lain sebagainya. "Tapi kalau malam sudah datang, ya terpaksa harus terpikir, kenapa saya mengalami nasib seperti ini. Mudah-mudahan saja suatu saat ada hikmahnya buat saya, amin," harapnya. (muh khaidir/bersambung)

0 komentar:

Posting Komentar